
MyNiceSpace.com
Michelearns.... Now Learns, Later Earns..
BUDAYA OJIGI..
Budaya memberi hormat pun tampak berbeda, walaupun maksudnya sama. Seperti di Jepang, dalam mengekspresikan rasa terima kasih, minta maaf dan sebagainya dikenal sebagai “ojigi”. Ojigi adalah cara menghormat dengan membungkukan badan untuk ucapan terima kasih, penyesalan,dan lain-lain.
Menurut jenis, ojigi dibagi menjadi 2, yaitu:
a) Ritsue
Ojigi sambil berdiri. Ritsue pria dan perempuan berbeda, pada pria tangan mereka di letakkan di belakang untuk menjaga keseimbangan. Sedangkann pada perempuan kedua tangan di depan badan.
b) Zarei
Ojigi sambil duduk. Seperti pada upacara minum teh atau Chanoyu.
Menurut intensitas ( seberapa dalam dan lama badan di bungkukan) , ojigi dibagi menjadi 3, yaitu:
a) Saikeirei ( sekitar 45 derajat atau lebih,merupakan ojigi level tinggi karena jarang digunakan. Umumnya untuk permintaan maaf yang sangat mendalam atau untuk sembayang.)
b) Keirei (sekitar 30-45 derajat)
c) Eshaku ( sekitar 15-30 derajat)
Sedangkan di Indonesia , cara meekspresikan hal tersebut dengan jabat tangan, cium tangan, cium pipi, dan sungkem yang tidak terdapat dalam budaya Jepang. Sedangkan di Thailand dengan mengatupkan dua tangan, di Cina dengan tangan kanan di atas tangan kiri. Budaya-budaya lain juga banyak sekali yang sama dan berbeda.
Mempelajari budaya sangatlah penting, karena lain tempat lain budaya. Ketidakpahaman kita terhadap budaya, akan membuat orang lain menilai kita salah. Seperti ojigi, umumnya kepala juga lurus dengan bungkukan badan kita, namun hal ynag terjadi pada orang Indonesia apabila melakukan ojigi, dianggap tidak sopan, karena kepala menatap orang yang ada didepan atau orang yang dihormati karena kebiasaan orang Indonesia yang sering menatap lawan bicara. Dan masih banyak lagi.
Sumber :
asnugroho.wordpress.com
Tempat Ilmu Tarumanagara Berada
Salah satu tempat yang sering dikunjungi para mahasiswa dan mahasiswi Universitas Tarumanagara atau Untar, adalah perpustakaan. Di perpustakaan, anda dapat menemukan buku-buku yang dapat menjadi sumber referensi anda dalam mengerjakan tugas-tugas atau bahan bacaan untuk memenuhi rasa penasaran anda.
Setiap sekolah memiliki perpustakaan yang berguna untuk menunjang sarana pembelajaran, maka tidak heran apabila di setiap universitas terdapat perrpustakaan. Termasuk di Universitas Tarumanagara, untuk memenuhi visi dan misi maka perpustakaan di universitas tarumanagara terdapat di kampus satu maupun dua. Setiap orang memiliki pendapat masing-masing tentang perpustakaan di Untar. Menurut Yanto Soetrisno, seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi Akuntansi, menuturkan bahwa perpustakaan adalah tempat dia bersama teman-temannya berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu berkaitan dengan perkuliahan dan buku-buku yang disediakan juga berguna sebagai panduan.
Namun tidak lepas dari kekurangan, perpustakaan untar masih belum dapat memenuhi buku-buku yang dibutuhkan para mahasiswa. Dengan tujuan utama perpustakaan untar yakni menunjang pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi di Untar , yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran serta penelitian dan pengabdian terhadap masyarakat. Pusat komputer berhasil menggembangkan sendiri program aplikasi sistem informasi perpustakaan Untar (SIP UNTAR).
sumber:
www.untar.ac.id
Tanda Tangan Penting atau Tidak?
Di Indonesia penggunaan tanda tangan yang konstan merupakan hal yang sangat penting. Namun berbeda dengan negara lain, yang menggunakan stempel untuk menggantikan tanda tangan. Di Jepang, Inkan atau stempel lebih penting di bandingkan dengan tanda tangan. Inkan banyak jenisnya yaitu:
a) Mitomein
Untuk keperluan sehari-hari yang tidak terlalu penting misalnya penerimaan barang kiriman, mengisi aplikasi, dan lain-lain.
b) Jitsuin
Untuk keperluan penting seperti membeli rumah, mobil,. Inkan seperti ini wajib di daftarkan di kantor pemerintahan.
c) Ginkoin
Untuk membuka rekening di bank.
Dan orang asing pun di wajibkan untuk membuat inkan. Tanda tangan umumnya adalah inisial dari nama kita yang kita kreativitaskan agar berbeda dengan tanda tangan lain yang bernama sama. Namun di Jepang, tanda tangan mereka sangatlah berbeda, yakni hanya menulis nama kanji mereka secara lengkap.
Sumber :
1. asnugroho.wordpress.com
Jurnalis atau Jurnalistik?
oleh Michele Vannessha
915070013-C
Jurnalis atau jurnalistik? Tentu bagi Anda, kedua kata tersebut memiliki makna yang berbeda. Namun, mampukah Anda membedakan antara jurnalis, jurnalistik, blogger, kabar angin, desas-desus dan kata-kata lain yang hampir serupa? Saya akan memberi sedikit penjelasan akan arti kata dan perbedaan-perbedaannya agar Anda mampu membedakan secara benar.
Tak lepas dari etimologi, kata 'jurnalis' dan 'jurnalistik', sama-sama berasal dari kata “journalism” yang dalam bahasa Prancis berarti JURNAL, sedangakan dalam bahasa latin dikenal sebagai “Acta Djurna/Djurna” yang berarti catatan peristiwa yang terjadi setiap hari, atau buletin sengan tulisan tangan di Romawi. Perlu dibedakan bahwa jurnalisdan jurnalistik tidaklah sama. Jurnalis asalah wartawan atau dengan kata lain seorang yang pekerjaannya mencari dan menyusun berita, bukan sekedar memiliki kartu pers. Wartawan harus mwlakukan kegiatan jurnalistik secara terus menerus yakni kegiatan 6 M (mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah,san menyiarkan atau menyampaikan informasi.)
Sedangkan jurnalistik memiliki perbedaan arti dengan jurnalis yang walaupun sama etimologi. Jurnalistik adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk membuat catatan harian atau berita harian seperti meliput, mengolah dan lain-lain. Jurnalistik masih terbagi lagi. Jurnalistik berdasakan pada media atau saluran komunikasi ada tiga, yaitu:
a. Jurnalistik Media Cetak
contoh : - koran (mengandalkan informasi visual)
majalah (mengandalkan informasi visual)
b. Jurnalistik Media Elektronik
contoh : - Radio (mengandalkan Informasi Audio)
Televisi ( mengandalkan Informasi Audio-Visual)
c. Jurnalistik Online atau Media Elektronik Baru
contoh : - internet atau interaktif
Lalu, blog atau blogger, kabar angin dan desas-desus sama tidak? Hal ini bagaimana cara Anda memandang. Menurut saya, blogger adalah orang ynag menulis blog. Dan blog adalah berita atau catatan secara online atau dengan kata lain yamg lebih kita kenal yakni “Diary Online”. Karena hampir setiap blog berisi kisah hidup. Akan tetapi, banyak blog yan memberi informasi tentang sekitar kita dan tambahan wawasan agar tidak subjektif. Blogger yang berkualitas akan menghasilkan blog yang dapat kita asumsikan sebagai enslikopedia. Namun, blog juga merupakan cara mudah bagi para blogger yang kurang dalam membuat web sehingga lebih memilih blog yang jauh lebih mudah.
Kemudian kabar angin dan desas-desus, menurut kamus bahasa Indonesia yang di susun Daryanto S.S., adalah sama. Kabar angin adalah sinonim dari desas-desus. Namun, baik kabar angin maupun desas-desus jauh berbeda dengan jurnalistik. Jurnalistik merupakan nformasi yang diperoleh dari 6 M dan ada pembuktian – pembuktian baik naradumber, berita dan lain-lain. Swdangkan kabar angin atau desas-desus hanyalah berita tanpa ada pembuktian yang benar. Tetapi, apabila kabar angin atau desas-desus mampu di buktikan bahwa itu benar atau tidak mengada-ada, maka bukan kabar angin atau desas-desus lagi, tetapi menjadi jurnalistik. Contoh saja kasus jatuhnya pasawat Adam air, sempat muncul kabar angin bahwa pesawat hilang karena masuk ke dunia lain. Namun setelah di buktikan bahwa pesawat Adam air jatuh dan tenggelam dengan ditemukan puing-puing pesawat dan kotak hitam, maka bukan kabar angin atau desas-desus lagi melainkan berita jurnalistik.
Perbedaan-perbedaan yang mencolok dari jurnalisdtik, blog, desas-desus dan kabar angin adalah aturan atau kode etik yang mengatur hal tersebut. Dalam jurnalistik terdapat kode etik yang mengatur hal tersebut. Dalam jurnalistik terdapat kode etik yang mengatur hal tersebut. Dalam jurnalistik terdapat kode etik yang mengatur sehingga tidak berita yang di sampaikan tidaklah sembarangan. Sedangkan dalam blog, desas-desus dan kabar angin, tidak ada aturan atau kode etik yang mengatur. Mungkin dalam blog dapat di beri tanda peringatan apabila ada kesalahan, namun dalam desas-desus atau kabar burung, kita tidak tahu siapa yang menyebarkan dan tidak ada aturan yang mengatur. Ditambah tidak ada tanggung jawab dalam kabar angin maupun desas-desus.
sumber:
kamus bahasa Indonesia-Daryanto,s.s
Michele's Zone Copyright © 2009 Cookiez is Designed by Ipietoon | Sponsored by: Website Templates | Premium Wordpress Themes | consumer products. Distributed by: blogger template