“Dari banyak buku tentang penulisan berita, buku inilah yang paling baik menangkap kekurangan, perbedaan halus, dan kemungkinan dari jurnalisme modern. Layak menjadi bacaan yang tak boleh dilewatkan bagi wartawan dan mahasiswa jurnalisme."-Tom Goldstein, Graduate School of Journalism, Colombia University.
"Esai-esai Kovach dan Rosenstiel pada tiap [elemen] adalah ringkasan yang bagus sekali, berisi pandangan dari dalam yang layak jadi aksioma... Buku ini harus menjadi bacaan wajib bagi profesional dan siswa jurnalisme, serta masyarakat yang menjadi sasaran layanan mereka"- Carl Sessions Stepp, American Journalism Review.
Begitu banyak pujian yang dilayangkan oleh para pembaca buku Kovach berserta Rosenstiel. Buku yang membahas satu persatu elemen jurnalisme ini sangat bagus karena mengandung penjelasan dan contoh-contoh nyata yang benar terjadi dalam dunia media.
"Apa yang Seharusnya Diketahui Wartawan dan Diharapkan Publik” diringkas dalam buku Sembilan Elemen Jurnalistik yang telah direvisi menjadi Sepuluh Elemen Jurnalistik . Sepuluh Elemen Jurnalistik tersebut adalah :
- Kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran
- Loyalitas pertama jurnalisme adalah kepada masyarakat
- Intisari jurnalisme adalah disiplin verifikasi
- Praktisi jurnalisme harus menjaga independensi terhadap sumber berita.
- jurnalisme harus menjadi pemantau kekuasaan
- Jurnalisme harus menyediakan forum kritik maupun dukungan masyarakat.
- jurnalisme harus berupaya keras untuk membuat hal yang pentng menarik dan relevan.
- Jurnalisme harus menyiarkan berita komprehensif dan proporsional.
- Praktisi jurnalisme harus diperbolehkan mengikuti hati nurani mereka.
- Citizens, too, have rights and responsibilities when it comes to the news.
Buku ini sangat bagus bagi para wartawan dan para calon wartawan agar mengerti lebih dalam apa itu jurnalisme. Lantas apa saja yang dimaksudkan dalam kesepuluh elemen tersebut?
Elemen pertama yaitu kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran .Kebenaran jurnalistik disini adalah sebuah proses yang diawali dengan disiplin profesional dalam pengumpulan dan verifikasi fakta. Wartawan kemudian harus menyampaikan makna tersebut dalam sebuah laporan yang adil dan terpercaya, berlaku untuk saat ini, dan bisa menjadi bahan untuk investigasi selanjutnya. Dengan demikian, wartawan harus menyajikan beritanya tanpa rasa takut atau memihak, karena yang dibuatnya berdasarkan kebenaran yang bisa dipertanggungjawabkan. Dalam buku ini kebenaran yang dimaksud adalah kebenaran fungsional dan kebenaran yang dibentuk secara lapisan demi lapisan yang akan menjadi suatu kebenaran yang lengkap.
Namun dengan kebenaran saja hal tersebut belum mencukupi. Sehingga elemen kedua yaitu loyalitas pertama jurnalisme adalah kepada masyarakat. Bila wartawan harus menyajikan beritanya tanpa rasa takut atau memihak (without fear or favor), maka wartawan harus memelihara kesetiaan kepada warga masyarakat dan kepentingan publik yang lebih luas di atas yang lainnya. Prioritas komitmen kepada warga masyarakat ini adalah basis dari kepercayaan sebuah organisasi berita. Sehingga jelas disini bahwa loyalitas wartawan harus pada masyarakat bukan pada pihak-pihak lain. Kesetiaan pada warga ini adalah makna dari yang kita sebut sebagai independensi jurnalistik. Lantas muncul pertanyaan “metode apa yang dipakai wartawan untuk mendekati kebenaran dan bagaimana mereka menyampaikan metode ini kepada warga?”
Jawabnya adalah elemen ketiga yaitu disiplin dalam melakukan verifikasi. Verifikasi merupakan intisari dalam jurnalisme. Disiplin mampu membuat wartawan menyaring desas-desus, gossip, ingatan keliru, manipulasi guna mendapat informasi yang akurat. Dan disiplin verifikasi inilah yang membedakan jurnalisme dengan hiburan, propaganda, fiksi atau seni. Disiplin dalam jurnalisme ini sering terkait dengan konsep obyektifitas. Harus diingat, yang dimaksud dengan obyektif adalah metodenya, tidak wartawannya.
Kemudian elemen berikutnya adalah penjelasan akan hubungan antara wartawan dengan yang diliput oleh wartawan.
Eleman kelima adalah jurnalisme harus menjadi pemantau kekuasaan. Elemen ini semakin menunjukan betapa pentingnya independensi. Seiring berkembangnya waktu, para eksekutif
Jurnalisme sebagai forum publik, sangat penting (elemen lain juga penting) karena pada zaman Romawi, lewat forum inilah demokrasi ditegakkan. Logikanya, manusia itu punya rasa ingin tahu yang alamiah. Laporan dari media
Jurnalisme harus membuat hal yang penting menjadi menarik dan relevan. Memikat sekaligus relevan. Ironisnya, dua faktor ini justru sering dianggap dua hal yang bertolakbelakang. Laporan yang memikat dianggap laporan yang lucu, sensasional, menghibur, dan penuh tokoh selebritas. Tapi laporan yang relevan dianggap kering, angka-angka, dan membosankan. Kualitasnya diukur dari sejauh mana suatu karya melibatkan khalayak dan memberi pencerahan.
Dalam buku ini sepuluh elemen tersebut saling terkait satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Serta masing-masing elemen memiliki kekuatan masing-masing tentang apa yang seharusnya diketahui wartawan. Gnothi Seauthon!-kenalilah dirimu- kata ini cocok untuk menggambarkan sepuluh elemen jurnalistik ini. Dimana para wartawan harus mengenali dirinya sendiri agar dapat mengetahui apa yang seharusnya diketahui.
Sumber:
Kovach, Bill dan Tom Resenstiel.2006.Sembilan Elemen Jurnalisme.Jakarta: Pantau
http://www.mering.web.id/2008/06/tentang-elemen-ke-10-jurnalisme.html
http://andreasharsono.blogspot.com/2001/12/sembilan-elemen-jurnalisme.html
http://tuahtanto.blogspot.com/2008/05/elemen-ke-10-jurnalisme.html
Mata kuliah: Dasar-Dasar Jurnalistik
Dosen : Bpk. Bambang Wisudo
Michele Vannessha-915070013
Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Tarumanagara
0 komentar:
Post a Comment
Thanks ..:)